Oleh: Ng Chew Wee, Head of Business Marketing, Asia Pacific, TikTok.


TikTok dan TBWA hari ini mengumumkan peluncuran whitepaper terbaru berjudul, “Storytelling in the Next Creative Renaissance”, yang membahas secara mendalam peran penting kreativitas dan inovasi dalam strategi pemasaran kontemporer. Whitepaper ini menyoroti peran dan potensi kreativitas sehari-hari dengan memanfaatkan kekuatan semangat budaya melalui cerita, mengeksplorasi berbagai penerapannya di dalam dan di luar TikTok.

Whitepaper keluaran TikTok dan TBWA ini juga menjelaskan bagaimana brand yang telah melepaskan diri dari ‘praktik terbaik’ mereka ini juga menemukan berbagai kemungkinan pada platform yang lebih baru dan mendapatkan keuntungan. Para brand ini mengubah cara pembuatan kategori, menarik perhatian, menciptakan nilai berkelanjutan, dan mendapatkan pengakuan.

Kehadiran teknologi dan platform daring baru telah mengurangi hambatan dalam pembuatan konten secara signifikan yang berdampak pada evolusi konsumen. Mereka kini menjadi 'prosumer', yang secara aktif berpartisipasi dan memproduksi konten, tidak hanya mengonsumsinya, sehingga memberikan pengaruh yang besar. Mengingat lingkungan pemasaran yang kompetitif saat ini, menghasilkan ide-ide brand kreatif yang berani dan relevan secara budaya merupakan suatu keharusan. Tessa Conrad, Head of Innovation, TBWA\Asia mengatakan “Apa yang diperjuangkan brand Anda, apa yang ditawarkannya kepada orang-orang, dan apa yang dirasakan orang-orang, membentuk sebuah komunitas untuk terhubung dan berkreasi, bukan hanya sekadar audiens untuk diajak bicara.”

TikTok merupakan tempat yang menarik bagi brand untuk bercerita dan berbagi pengalaman mereka. Meskipun brand memiliki kemampuan untuk menghasilkan banyak konten, TikTok dapat meningkatkan pengalaman ini. Namun, dampak sebenarnya bergantung pada kemampuan brand untuk membangkitkan respons. Brand yang berfokus pada nilai keterlibatan autentik di seluruh platform akan memengaruhi perilaku konsumen.

81% pengguna kami melakukan tindakan seperti membeli produk atau mencari informasi lebih lanjut setelah menonton video di TikTok. Hal ini menunjukkan bahwa brand yang membuat konten yang relevan dan menarik memiliki peluang nyata untuk memengaruhi perilaku konsumen secara langsung.

Whitepaper ini juga menyoroti potensi besar bagi brand untuk mempengaruhi berbagai subkultur, mengingat kebanyakan dari subkultur yang ada sudah memiliki jangkauzan global. Faktanya, seiring dengan meningkatnya relevansi suatu subkultur, relevansi brand yang sudah terhubung dengan subkultur tersebut juga akan meningkat. Meskipun mungkin ada godaan bagi brand untuk menyesuaikan diri pada subkultur tertentu yang memiliki potensi pertumbuhan terbesar, brand sebaiknya terlibat dengan subkultur yang memiliki pandangan dunia yang sama. Bergabung dalam percakapan ini secara autentik merupakan jalan pintas menuju promosi dari mulut ke mulut (word-of-mouth).

Brand juga harus memanfaatkan penggunaan alat-alat berteknologi yang tersedia untuk meningkatkan pemikiran kreatif dan menyampaikan cerita dalam skala besar sehingga para brand dan pemasar dapat berkembang dengan cepat, memberikan nilai baru pada suatu aset, atau menyederhanakan pembuatan konten yang dipersonalisasi. Daripada menggunakan teknologi untuk sekadar menghasilkan lebih banyak konten yang sama, hal ini akan membantu brand dan pemasar untuk meningkatkan pemikiran kreatif mereka guna menceritakan kisah mereka yang memiliki dampak dan menarik dalam skala besar.

TikTok telah mengembangkan dan menerapkan kerangka kerja yang disebut 'Recut, Remix, Reimagine', untuk mengembangkan kreativitas di antara brand dan pemasar di platformnya. Melalui kerangka ini, TikTok ingin mendorong para brand untuk melewati cara pandang pemasaran konvensional. Diharapkan brand tidak hanya meningkatkan hasil kreatif mereka dengan bantuan teknologi, namun juga menyempurnakannya agar selaras dengan audiens yang ditargetkan dan subkultur yang berbeda.

Penggunaan alat teknologi mutakhir seperti CapCut dan TikTok Creator Marketplace untuk eksekusi materi iklan yang lebih cerdas, lebih tepat sasaran, dan efisien dapat memperkuat hasil materi iklan sekaligus mengurangi pengeluaran. Brand disarankan untuk menggunakan solusi ini guna menghasilkan konten yang sangat relevan dan interaktif bagi audiens. Faktanya, seiring dengan semakin banyaknya tren yang muncul dari ranah digital dan terwujud dalam kehidupan nyata, whitepaper ini menekankan bahwa pemasar yang mempelajari platform digital tidak hanya memperoleh wawasan budaya yang berharga namun juga memposisikan diri mereka untuk mendapatkan manfaat efektif dari inovasi pemasaran.

Sebagaimana diuraikan oleh TikTok dan TBWA dalam whitepaper, ini adalah era "Creative Renaissance" yang baru, di mana membina hubungan yang bermakna menjadi hal yang terpenting. Meskipun kendala anggaran memiliki dampak untuk menekan risiko yang ada, pendekatan ini terbukti kontraproduktif. Dibanding mengurangi ide kreatif, brand dan pemasar harus mempertimbangkan untuk mengoptimalkan proses operasional lainnya guna mencapai keseimbangan yang harmonis dan mendapatkan hasil maksimal dari strategi pemasaran mereka.

Proyek ini merupakan inisiatif utama TikTok dan TBWA untuk meningkatkan standar industri dan memberikan wawasan yang memungkinkan bisnis untuk berkembang di tengah perubahan cepat dalam lanskap digital. Penelitian, wawasan, dan strategi yang diuraikan dalam whitepaper "Storytelling in the Next Creative Renaissance" menyoroti pentingnya pengambilan risiko secara kreatif, keterlibatan konsumen, dan inovasi sebagai elemen penting dari strategi pemasaran yang sukses. Unduh whitepaper "Storytelling in the Next Creative Renaissance" selengkapnya di sini.