MITOS: Perusahaan induk TikTok, ByteDance, merupakan perusahaan Tiongkok.

FAKTA: Perusahaan induk TikTok, ByteDance, didirikan oleh pengusaha asal Tiongkok, namun saat ini, sekitar enam puluh persen dari perusahaan ini dimiliki oleh investor institusional global seperti Carlyle Group, General Atlantic, dan Susquehanna International Group. Dua puluh persen lainnya dimiliki oleh karyawan ByteDance di seluruh dunia, termasuk ribuan karyawan di Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Jepang. Dua puluh persen sisanya dimiliki oleh pendiri perusahaan, yang merupakan individu pribadi dan bukan bagian dari entitas negara atau pemerintah.


MITOS: TikTok dan ByteDance berkantor pusat di Tiongkok.

FAKTA: TikTok (yang tidak tersedia di wilayah Tiongkok) telah menetapkan Los Angeles dan Singapura sebagai lokasi kantor pusat untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Hal ini sesuai dengan pendekatan ByteDance untuk menyelaraskan kebutuhan bisnis dengan pasar tempat layanannya beroperasi. Selain itu, ByteDance juga tidak memiliki kantor pusat global tunggal.


MITOS: Ada seorang anggota pemerintah Tiongkok di direksi ByteDance.

FAKTA: Hal ini tidak benar. Direksi ByteDance terdiri dari lima orang dan tidak ada satu pun dari mereka yang merupakan bagian dari pemerintah atau entitas negara. Berikut susunan direksi ByteDance:

  • Rubo Liang, Chairman dan CEO ByteDance (berbasis di Singapura)
  • Neil Shen, Sequoia (berbasis di Hong Kong)
  • Arthur Dantchik, Susquehanna International Group (berbasis di Amerika Serikat)
  • Bill Ford, General Atlantic (berbasis di Amerika Sserikat)
  • Philippe Laffont, Coatue Management (berbasis di Amerika Serikat)

Empat dari lima direktur ini mewakili investor ByteDance di direksi, dan Rubo Liang, CEO ByteDance, mewakili perusahaan dan karyawannya.


MITOS: Keputusan terkait TikTok dibuat di Beijing.

FAKTA: Ini tidak benar. CEO TikTok, Shou Chew, adalah warga Singapura generasi ketiga yang berbasis di Singapura; Shou Chew mengawasi semua pengambilan keputusan sehari-hari dan keputusan strategis terkait TikTok. Tim kepemimpinan senior TikTok berbasis di Singapura, Amerika Serikat, dan juga Irlandia.

Seperti yang umum terjadi pada cabang dari perusahaan induk, keputusan tertinggi terkait masalah keuangan dan tata kelola perusahaan dibuat bersama dengan direksi dan CEO ByteDance dan tak satu pun dari mereka tinggal di wilayah Tiongkok. Empat dari lima anggota direksi tersebut berbasis di Amerika Serikat dan Hong Kong, mewakili kepentingan investor global ByteDance. Anggota direksi kelima merupakan CEO ByteDance yang tinggal di Singapura.


MITOS: TikTok memanipulasi konten dengan cara yang menguntungkan pemerintah Tiongkok atau merugikan kepentingan pengguna.

FAKTA: TikTok adalah aplikasi hiburan. Konten dalam TikTok dibuat oleh komunitas kami. TikTok tidak mengizinkan pemerintah mana pun untuk memengaruhi atau mengubah model rekomendasinya. Selain itu, pengguna juga dapat menemukan berbagai konten dan pandangan mengenai isu atau peristiwa politik tertentu, termasuk yang bersifat kritis terhadap pemerintah Tiongkok dan posisi resminya.


MITOS: ByteDance menyensor konten TikTok atas nama Partai Komunis Tiongkok atau pemerintah Tiongkok.

FAKTA: Tidak ada moderator konten TikTok di Tiongkok. Moderasi konten di TikTok diawasi oleh tim Trust and Safety kami yang berbasis di Amerika Serikat dan Irlandia. Semua konten dimoderasi hanya berdasarkan Panduan Komunitas kami yang tersedia untuk umum, yang juga dikembangkan oleh tim Trust and Safety kami. Terlepas dari bagaimana konten ditandai ke TikTok—melalui permintaan formal atau informal dari pemerintah, oleh sistem otomatis kami pada saat pengunggahan, atau dari laporan komunitas—tidak ada konten yang dihapus tanpa melalui proses moderasi yang telah kami tetapkan. TikTok tidak menghapus konten atas nama pemerintah mana pun kecuali dalam rangka mematuhi proses hukum untuk konten yang melanggar hukum setempat. TikTok tidak beroperasi di Tiongkok.


Mitos: Berdasarkan undang-undang Intelijen Nasional tahun 2017 di Tiongkok, pemerintah Tiongkok dapat memaksa ByteDance untuk memberikan data pengguna TikTok Indonesia.

Fakta: Data pengguna TikTok di Indonesia disimpan di Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat dan tunduk pada hukum setempat. TikTok tidak menyimpan data pengguna di Tiongkok, tidak membagikan data pengguna Indonesia kepada pemerintah Tiongkok, dan tidak akan memberikannya meskipun diminta.


Mitos: TikTok menyimpan data pengguna Indonesia di Tiongkok, di mana warga negara Tiongkok, memiliki akses ke data tersebut.

Fakta: TikTok tidak menyimpan data pengguna Indonesia di Tiongkok. Seperti banyak perusahaan teknologi global lainnya, TikTok memiliki tim pengembangan produk dan tim engineering di seluruh dunia - termasuk di Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, Singapura, dan Irlandia - yang berkolaborasi untuk memberikan pengalaman produk terbaik bagi komunitas pengguna kami. Penting untuk diketahui bahwa data pengguna disimpan di Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat, dan protokol yang ketat mengatur akses karyawan, di mana pun mereka berada.


Mitos: TikTok mengumpulkan data sebanyak mungkin, dan perusahaan mengambil kebijakan yang longgar dalam hal keamanan data tersebut.

Fakta: Aplikasi TikTok tidak berbeda dalam hal jumlah informasi yang dikumpulkannya. Sejalan dengan praktik industri, kami mengumpulkan informasi yang dipilih pengguna untuk diberikan kepada kami dan informasi yang membantu aplikasi berfungsi, beroperasi dengan aman, dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Kami menerapkan rangkaian kontrol yang kuat, perlindungan seperti enkripsi, dan protokol persetujuan otorisasi untuk membantu memastikan bahwa data hanya diakses oleh pihak yang memerlukannya agar bisnis dan layanan kami dapat berfungsi.

Ini berarti bahwa jika seorang karyawan diharuskan mengakses data pengguna untuk menjalankan fungsi yang secara khusus terkait dengan perannya (seperti debugging, troubleshooting, dan performa monitoring untuk memberikan pengalaman pengguna yang optimal), maka akses yang tercatat dan terbatas pada data tersebut hanya akan diberikan sesuai dengan kontrol dan perlindungan yang ketat, serta ketaatan pada protokol persetujuan tertinggi.


MITOS: TikTok mengumpulkan sejumlah besar data sensitif penggunanya.

Fakta: Kebijakan privasi TikTok merinci data yang dikumpulkan perusahaan. Kami mengumpulkan informasi untuk membantu aplikasi berfungsi, beroperasi dengan aman, dan meningkatkan pengalaman pengguna.